Selasa, 22 November 2011

Pada dasarnya pemisahan nira dari tebu yang terjadi di Stasiun Gilingan mengalami 3 tahapan yaitu :
1. Tahap pertama, Pembukaan sel-sel tebu oleh Cane Preparation. Pada proses ini belum menghasilkan nira.
2. Tahap kedua, Pemerahan mekanis oleh unit gilingan I. Hal ini disebut pemerahan primer dan nira yang dihasilkan disebut Nira Perahan Pertama (NPP).
3. Tahap ketiga, Merupakan proses pemerahan lanjutan dari proses pemerahan primer pada gilingan I. Sebagian merupakan pemerahan mekanis dan sebagian lagi pemerahan dengan pelarutan yang dikerjakan oleh unit gilingan II, III, IV dan V. Nira yang dihasilkan disebut Nira Perahan Lanjutan (NPL).
Untuk menurunkan kadar gula / kristal dalam ampas gilingan, maka dilakukan pemberian imbibisi. Sistem imbibisi yang dipergunakan adalah Compound Imbibition yaitu pemberian air imbibisi pada gilingan akhir kemudian nira hasil perahan gilingan akhir tersebut dimasukkan pada ampas gilingan didepannya dengan diberikan. Demikian seterusnya sampai pada gilingan II. Selanjutnya nira dari Gilingan I dan II masuk ke Rotary Cush-cush guna disaring kemudian dialirkan ke St. Pemurnian dan ampasnya dikirim ke St. Ketel sebagai bahan bakar.

Pemerahan di gilingan



Gilingan
Alat ini berfungsi untuk memerah nira yang terkandung didalam tebu
sebanyak mungkin.Rol-rol gilingan dibuat beralur agar penekanan atau pemerahan
berjalan dengan baik. Adanya alur pada rol gilingan juga menyebabkan gilingan
tidak mudah slip walaupun ampas yang digiling tebal.unit gilingan jenis inimasing-masing terdiri dari 5 roll, yaitu 3 roll
gilingan dan 2 rol Pressure feeder ( rol pengumpan paksa).

Keterangan Gambar :
1. Rol Depan
2. Rol Atas
3. Rol Belakang
4. Kap Atas
5. Pressure feeder Roll
6. Corong / cute
7. Scrapper Atas
8. Scrapper Bawah
9. Kap Samping
10. Ampas Plat
11. Ampas Balk
12. Bantalan Rol
13. Standart
14. Bak Penampung Nira

Bagian-bagian gilingan dan fungsinya :
1. Rol Depan
Sebagai landasan tekanan roll atas pada pemerahan pertama.
2. Rol Atas
Sebagai penekan cacahan tebu.
3. Rol Belakang
Sebagai landasan tekanan roll atas pada pemerahan kedua.
4. Kap Atas
Sebagai penahan roll atas.
5. Pressure feeder Roll
Sebagai pengatur dan pengumpan tebu yang masuk ke gilingan.
6. Corong / cute
Sebagai saluran masuk cacahan tebu dari roll pengumpan menuju roll gilingan.
7. Scrapper Atas
Sebagai pembersih sisia ampas yang terselip pada alur roll atas.
8. Scrapper Bawah
Sebagai pembersih sisia ampas yang terselip pada alur roll atas.
9. Kap Samping
Sebagai penahan rol muka atau roll belakang.
10. Ampas Plat
Sebagai penahan ampas diantara roll muka dan roll belakang agar tidak
berceceran.
11. Ampas Balk
Sebagai tuas tempat pengaturan posisi ampas plat.

Cara Kerja
Tebu yang telah dicacah masuk melalui pressure feeder (roll pengumpan)
dan ditekan menuju bukaan roll depan. Cacahan tebu yang sudah masuk celah roll
depan mendapat tekanan yang disebabkan roll gilingan atas dan roll gilingan
depan. Tekanan ini menyebabkan terjadinya pemerahan sehingga nira tebu keluar.
Ampas hasil perahan pertama dilewatkan ampas plat dan masuk ke pemerahan
kedua yang di akibatkan penekanan antara roll gilingan atas dengan roll gilingan
belakang. Dari bukaan belakang, ampas tebu keluar supaya tidak terbawa roll atas
dan roll belakang maka dipasang skrapper plat yang berfungsi untuk
membersihkan ampas tebu. Nira jatuh ke dalam bak penampung nira dan
ampasnya jatuh ke dasar intermediate carrier ( IMC ) yang membawanya ke unit
gilingan selanjutnya sampai pada gilingan akhir.
12. Bantalan Rol
Sebagai metal yang merupakan tumpuan as roll.
13. Standart
Merupakan pondasi dari gilingan.
14. Bak Penampung Nira
Tempat untuk menampung nira hasil perahan roll.
alat pengangkat (cane unloading crane)

Alat pengangkat merupakan alat yang tugasnya memindahkan/mengangkat
tebu dari lori atau truck pengangkut tebu ke meja tebu.

Keterangan gambar :
1. Landasan lajur peluncur
2. Roda peluncur
3. Kelos kabel baja pengangkat
4. Kelos kabel baja penarik gebral
5. Gebral
6. Tempat pengait rantai
7. Ruang operator
Bagian-bagian Cane Unloading Crane beserta fungsinya sebagai berikut :
1. Landasan lajur peluncur
Sebagai jalan roda untuk bergerak maju dan mundur saat pengoperasian.
2. Roda peluncur
Sebagai tumpuan gulungan kabel baja.
3. Gulungan/Kelos kabel baja pengangkat
Tempat gulungan kabel baja pengangkat tebu.
4. Kelos kabel baja penarik gebral
Tempat gulungan kabel baja penarik gebral agar terlepas dari pengait.
5. Gebral
Sebagai tempat untuk melepaskan mata rantai pengikat tebu.
6. Tempat pengait rantai
Sebagai tempat untuk mengaitkan mata rantai pengikat tebu.
7. Ruang operator
Sebagai tempat untuk mengoperasikan Cane Unloading Crane.

Cara Kerja
Tebu yang berada pada lori maupun truck diatur agar tepat berada di
bawah crane, kemudian tebu tersebut diikat dengan rantai pengikat. Ujung rantai
dikaitkan pada gebral. Setelah terikat dan terkait, operator menekan tombol
operasional crane sehingga tebu terangkat dari lori dan diatur sedemikian rupa
hingga tebu tepat berada di atas meja tebu. Tebu diturunkan dengan arah tegak
lurus, kemudian rantai dilepas dengan menggunakan motor penggulung kabel baja
penarik gebral bersamaan dengan rantai pengikat tebu ditarik lagi ke atas dan
digerakkan ke arah lori atau truck berikutnya untuk kembali mengangkat tebu.


Krepyak Tebu (Cane Carrier) merupakan alat pengangkut tebu yang
berfungsi membawa tebu yang dijatuhkan dari meja tebu dan mengirimkannya ke
unit alat kerja pendahulun (cane preparation) berikutnya yaitu unit pisau tebu
(cane cutter), perata (carding drum) dan HDHS. Krepyak Tebu (Cane Carrier)
berbentuk potongan-potongan plat besi yang disusun merata pada rantai melingkar
dimana masing-masing ujung rantai bertumpu pada roda gigi . Pada roda gigi
bagian atas dihubungkan oleh motor penggerak sebagai pemutar Krepyak Tebu
(Cane Carrier) secara kontinyu.

Bagian-bagian Krepyak Tebu dan fungsinya adalah sebagai berikut:
1. Roda penggerak
Untuk menggerakkan rantai. Roda penggerak dihubungkan dengan motor
listrik.
2. Rol sapu krepyak
Untuk membersihkan krepyak.
3. Roda penahan
Untuk menahan krepyak agar tidak bergetar.
4. Rantai
Sebagai tempat kedudukan krepyak.
Cara Kerja
Roda penggerak yang digerakkan oleh elektromotor menggerakkan Krepyak
Tebu dan mengangkut tebu yang berada diatasnya menuju ke alat kerja
pendahuluan yang terdiri dari Cane Cutter I dan II untuk dicacah / dipotong,
kemudian dibawa ke Carding Drum sebagai perata tebu dan selanjutnya ke HDHS
(Heavy Duty Hammer Shredder).
Meja tebu (Cane table)

Alat ini berupa meja yang permukaan atasnya mempunyai kemiringan 15 o
dan dilengkapi dengan 6 lajur rantai peluncur. Fungsi dari meja tebu sebagai
pengumpan proses pemerahan digilingan melalui cane carrier. Alat ini
dioperasikan secara manual oleh operator dengan ketebalan dan waktu peluncuran
secara merata.

Bagian-bagian Meja Tebu beserta fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Meja tebu
Sebagai tempat meletakkan dan mengatur pemasukkan tebu ke krepyak tebu.
2. Motor listrik
Untuk menggerakkan rantai di meja tebu.
3. Roda gigi penggerak
Sebagai alat bertumpu dan berputarnya rantai.
4. Rantai
Sebagai alat penggerak tebu sehingga tebu dapat dipindahkan ke krepyak tebu.
5. Tiang
Sebagai penyangga meja tebu.
Cara kerja :
Tebu yang diangkat oleh crane diletakkan melintang di atas rantai peluncur
yang terdapat pada meja tebu. Rantai peluncur tersebut berbentuk melingkar
dimana pada masing-masing ujung bertumpu pada roda gigi. Roda gigi bagian
depan dihubungkan oleh motor penggerak. Motor ini dikendalikan oleh operator
untuk menggerakkan rantai peluncur ke depan, sehingga mendorong tebu masuk
ke krepyak tebu secara bertahap dan perlahan-lahan. Diupayakan dalam
operasional pengumpanan tebu dari meja tebu jatuh ke krepyak ampas bisa merata
ketebalannya.

Merupakan pisau tebu yang terpasang pada disk dengan
susunan beralur ulir agar tebu yang tidak tercacah oleh pisau yang satu akan
tercacah oleh pisau yang lainnya.

Bagian-bagian Cane Cutter beserta fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Piringan (disc)
Tempat kedudukan pisau-pisau tebu.
2. Pisau
Untuk memotong dan mencacah tebu.
3. Baut
Sebagai penguat posisi pisau tebu agar tidak lepas dari piringan.
4. Bearing
Tempat kedudukan as.
5. As rotor
Sebagai dudukan piringan (disc).


dari susunan tebu tersebut dapat diketahui hal sebagai berikut....
Brix = Pol + BG
Pol = Brix - BG
BG = Brix - Pol
Zat kering = BG + Pol + Sabut

Sementara itu untuk ampas terdiri dari :
sabut
air
Pol
bukan gula

sehingga jika misalnya dalam ampas :
sabut % tebu = 15 %
ampas % tebu = 30 %
maka sabut % ampas = 15/30 = 50 %

Drum Perata
Adalah alat perata yang terdiri dari susunan batang besi pada poros yang
bertugas sebagai perata cacahan tebu dan pengumpan ke heavy duty hammer
shredder ( HDHS ). sehingga ketebalan tebu yang masuk ke HDHS (Heavy Duty
Hammer Shredder) kontinyu. Carding Drum berbentuk silinder dan pada
silindernya dipasang batang-batang besi segi empat dengan posisi tegak lurus.
Batang inilah yang menyentuh permukaan tebu dengan ketinggian tertentu dan
dihamburkan secara merata

Bagian Carding Drum dan fungsinya :
1. Motor penggerak
Untuk menggerakkan as drum.
2. Drum
Sebagai tempat dudukan penggaruk.
3. As drum
Sebagai tempat dudukan drum.
4. Bearing
Tempat dudukan as.

Cara Kerja
Tebu yang telah dicacah oleh pisau tebu (Cane Cutter I dan II) tidak rata
ketebalannya, untuk memudahkan proses selanjutnya tebu tercacah diatur
ketebalannya dengan jalan diratakan oleh putaran batang penggaruk Carding
Drum. Motor penggerak menggerakkan as Carding Drum sejalan dengan pisau
tebu. Sambil meratakan tebu, Carding Drum memindahkan tebu ke HDHS.

HDHS
Bagian H DHS dan Fungsinya :
1. Hammer
Sebagai pemukul tebu yang telah dicacah.
2. As shredder
Sebagai tempat dudukan disc.
3. Disc
Tempat dudukan hammer.
4. Grid bar
Sebagai landasan tempat hammer memukul.
5. As hammer
Sebagai tempat dudukan hammer pada disc.

Cara kerja
Tebu yang telah tersayat dan terpotong oleh cane cutter kemudian oleh
Carding drum cacahan tebu dilempar ke daerah grade bar yang merupakan
landasan hammer . Selanjutnya ditumbuk atau dipukul oleh hammer hingga
hancur dan berukuran kecil (serabut) kemudian jatuh ke Elevator untuk dibawa
ke unit pemerahan.

Performance boiler

Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang bagaimana energi masuk dari bahan bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan dan menjadi aliran kehilangan panas dan energi. Panah tebal menunjukan jumlah energi yang dikandung dalam aliran masing-masing.


Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan, berkurang terhadap waktu disebabkan buruknya pembakaran, kotornya permukaan penukar panas dan buruknya operasi dan pemeliharaan. Bahkan untuk boiler yang baru sekalipun, alasan seperti buruknya kualitas bahan bakar dan kualitas air dapat mengakibatkan buruknya kinerja boiler. Neraca panas dapat membantu dalam mengidentifikasi kehilangan panas yang dapat atau tidak dapat dihindari. Uji efisiensi boiler dapat membantu dalam menemukan penyimpangan efisiensi boiler dari efisiensi terbaik dan target area permasalahan untuk tindakan perbaikan.

Neraca panas
Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler terhadap yang meninggalkan boiler dalam bentuk yang berbeda.

Gambar berikut memberikan gambaran berbagai kehilangan yang terjadi untuk pembangkitan steam



Kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak atau dapat dihindarkan. Tujuan dari Produksi Bersih dan/atau pengkajian energi harus mengurangi kehilangan yang dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi energi.

Kehilangan berikut dapat dihindari atau dikurangi:

Kehilangan gas cerobong
-Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang
tergantung dari teknologi burner, operasi (kontrol), dan pemeliharaan)
-Suhu gas cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan perawatan
pembersihan), beban; burner yang lebih baik dan teknologi boiler)

Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan
abu (mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner yang lebih baik)

Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur ulang kondensat)

Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)

Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang lebih baik)

Efisiensi boiler

Efisiensi Boiler
Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai persen energi (panas) masuk yang digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan.
Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler :

1. Metode Langsung:
energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam)dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.


2. Metode Tidak Langsung:
efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan energi yang masuk.

Efisiensi boiler (n) = 100 - (i + ii + iii + iv + v + vi + vii)
dimana pada metode ini effisiensi boiler dianggap 100% kemudian dikurangi kerugian kerugian pada boiler.

SISTEM PENGUAPAN PADA WATER TUBE BOILER


Ketel uap
merupakan gabungan yang kompleks dari pipa-pipa penguapan (evaporator), pemanas lanjut (superheater), pemanas air (ekonomiser) dan pemanas udara (air heater). Pipa-pipa penguapan (evapurator) dan pemanas lanjut (superheater) mendapat kalor langsung dari proses pembakaran bahan bakar, sedangkan pemanas air (economiser) dan pemanas udara (air heater) mendapat kalor dari sisa gas hasil pembakaran sebelum dibuang ke atmosfer.


A. Evaporator
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk memanaskan air hingga berubah menjadi uap jenuh, evapurator terdiri atas pipa-pipa air yang disusun dengan jarak sempit agar penyerapan kalor setinggi mungkin. Pipa-pipa tersebut adalah pipa evapurator yang berfungsi sebagau pipa penguapan yaitu merubah air menjadi uap, pipa evapurator terletak disepanjang dinding ketel mengelilingi alat pembakar (Furnace).

Air masuk ketel melewati pipa pengatur turun (down corner) kemudian mengisi pipa evapurator dan mengalami pemanasan oleh pembakaran bahan bakar dan air akan mendidih lalu menuju Drum ketel oleh separator dilakukan proses pemisahan antara uap dan air. Air yang tersisa akan disirkulasikan kembali ke pipa evapurator untuk dipanaskan kembali. Selanjutnya uap tersebut akan dialirkan ke superheater untuk dipanaskan lebih lanjut.

B. Pemanas Lanjut (Superheater)
Pemanas lanjut atau superheater (super = lebih, heater = pemanas) ialah alat untuk memanaskan uap basah dari boiler menjadi uap yang dipanaskan lanjut. Uap yang dipanaskan lanjut bila digunakan untuk melakukan kerja dengan jalan ekspansi di dalam turbin tidak akan segera mengembun, sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya bahaya yang disebabkan terjadinya pukulan balik atau back stroke yang diakibatkan mengembunnya uap sebelum pada waktunya sehingga menimbulkan vakum di tempat yang tidak semestinya pada daerah ekspansi. Superheater terdiri atas 3 tingkat yaitu Superheater I, Superheater IB dan Superheater II, kontrol temperatur menggunakan feed water spraying (Attamperator), Attemperator I diletakkan diantara Superheater I dan Superheater IB, Attemperator II diletakkan diantara Superheater IB dan Superheater II.

C. Ekonomiser
Gas buang setelah meninggalkan superheater, temperaturnya masih cukup tinggi sehingga akan merupakan kerugian panas yang besar bila gas tersebut langsung dibuang lewat cerobong. Gas buang yang masih panas ini dapat dimanfaatkan untuk memanasi air terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam drum ketel, sehingga air dalam keadaan panas. Air yang dalam keadaan panas pada saat masuk kedalam drum, dinding drum ketel tidak mengerut sehingga drum ketel dapat lebih awet. Keuntungan lainnya adalah dengan air yang telah dalam keadaan panas masuk ke dalam drum ketel tersebut untuk menguapkannya di dalam furnace hanya sedikit saja dibutuhkan panas. Sehingga dengan demikian untuk menguapkan air di dalam furnace hanya dibutuhkan sedikit bahan bakar, sehingga pemakaian bahan bakar menjadi lebih hemat atau dengan kata lain biaya operasi menjadi lebih ekonomis.

D. Air Heater
Air heater adalah pemanas udara pendahuluan sebelum dimasukkan kedalam ruang bakar, sebagai pemanas digunakan gas-gas sisa hasil pembakaran sebelum dibuang ke atmosfer. Pemanasan udara pendahuluan sebelum dimasukkan ke ruang bakar berarti mengurangi kebutuhan untuk menaikkan temperatur udara di dalam ruang bakar, manfaat lain dengan memanaskan udara pembakaran terlebih dahulu adalah agar dapat mempercepat penguapan air yang terkandung dalam bahan bakar.

Akumulator pada stsiun gilingan pabrik gula


Penekan Gilingan
Ampas yang masuk gilingan tidak selalu mempunyai ketebalan yang tetap
maka untuk mengatur tekanan pada ampas agar dapat konstan dilengkapi dengan
alat penekan gilingan (hidrolik).
Alat ini berfungsi untuk mengatur tekanan gilingan agar tetap konstan.
Dengan adanya penekan gilingan, meskipun ketebalan ampas tebu tidak sama
namun pemerahan tetap dapat berjalan dengan baik.

Keterangan gambar :
1. Torak ( Piston )
2. Akumulator
3. Ruang gas Nitrogen
4. Metal As. Roll
5. As. Roll Gilingan Atas
6. Ruang Minyak
7. Tangki Minyak
8. Packing
9. Penahan Packing
10. Manometer
11. Pipa Tekan
12. Pompa
13. Baut
Bagian-bagian penekan gilingan beserta fungsinya :
1. Torak (piston)
Silinder sebagai penerus tekanan minyak.
2. Akumulator
Tempat gas nitrogen dan minyak.
3. Ruang gas nitrogen
Tempat gas nitrogen.
4. Metal as rol
Sebagai penekan rol gilingan atas.
5. As rol gilingan atas
Bagian yang terkena tekanan oleh metal atas.
6. Ruang minyak
Tempat minyak untuk menahan tekanan.
7. Tangki minyak
Tempat menampung minyak.
8. Packing
Sebagai penahan minyak pelumas agar tidak bocor.
9. Penahan packing
Sebagai penahan packing.
10. Manometer
Untuk mengetahui tekanan pada rol gilingan.
11. Pipa tekan
Sebagai penyalur tekanan.
12. Pompa
Untuk memompa minyak ke dalam akumulator.

Cara Kerja
Minyak dipompa ke akumulator, klep minyak terbuka sehingga ruang
minyak terisi penuh. Pada waktu rol atas bekerja menekan ampas yang masuk, rol
atas akan mendapat tekanan dari ampas sehingga terangkat. Tekanan ke atas ini
diteruskan ke metal gilingan atas dan metal akan menekan bantalan penerus
tekanan ke ruang minyak. Klep minyak membuka sehingga menekan minyak yang
ada dalam akumulator dan gas nitrogen akan menekan minyak kembali ke bawah
sehingga rol gilingan atas menekan ampas, begitu seterusnya. Apabila alat ini
bekerja dengan baik, maka tekanan pada rol gilingan atas akan tetap stabil.
IMO Tab X3Handphone IMO Tab X3 Spesifikasi Harga Review – Berita tentang IMO TAB X3 hadir dengan sistem operasi Android versi 2.2 Froyo, yang didukung chipset prosesor WM8650 400 MHz. dan layar sentuh TFT 7 inci WVGA wide-screen (800×480 piksel) dan memiliki slot memori ekspansi dengan kapasitas maksimal 32GB. Berita lengkapnya bisa anda baca dibawah ini.
IMO Tab X3
IMO Tab X3 dapat dianggap sebagai tablet PC murah. Meskipun fitur yang ditawarkan cukup standar, tapi bagi pengguna yang suka berselancar di dunia maya, perangkat ini sudah dilengkapi dengan fitur konektivitas Wi-Fi 802.11 b / g. Gadget terbaru – Tidak hanya itu, fitur lain yang disajikan tablet ini juga ceria cukup bagus, melalui kamera, audio / video player, YouTube, dan slot kartu microSD yang dapat memperluas kapasitas penyimpanan hingga 32 GB data.
IMO Tab X3 Review
IMO Tab X3 Review
Belum lagi fasilitas lain yang juga akan hadir di IMO Tab X3, seperti E-book, Dokumen untuk Go (Word, Excel, Powerpoint, pdf), Gmail, Google Search, Pasar App, Jam dan G-sensor. Gadget terbaru – Dalam paket penjualan, tablet dengan harga Rp799.000 ini akan memberikan kartu gratis 4GB microSD dan konektor modem.
IMO Tab X3 Spesifikasi
IMO Tab X3 Spesifikasi
Harga : Rp. 799,000,-
Ini merupakan Tablet PC kedua IMO Mobile Entertainment setelah IMO TAB X7. Dengan struktur disain yang hampir sama, Tablet Android berlabel IMO X3 ini menyasar segmen low end. Hal ini terlihat dari banderolan harga yang jauh lebih murah ketimbang IMO TAB X7. Berdasarkan iklan di media cetak, IMO Tab X3 dibanderol dengan harga Rp 799.000,- di pasaran kemungkinan harganya bisa mencapai Rp 1,3 juta-an.
Sebagai Tablet PC murah meriah, tentunya fasilitas yang ditawarkan pun minimalis. Ya, IMO Tab X3 tak didukung slot SIM card, dengan artian tanpa dukungan network seluler. Meski begitu, buat keperluan browsing internet serta menikmati konten online, IMO X3 dibekali koneksi WiFi 802.11 b/g.
Untuk sistem operasi, IMO X3 sudah menggunakan Android versi 2.2 Froyo, yang didukung chipset prosesor WM8650 400 MHz. Soal fitur, Tablet Android IMO X3 ini memang tergolong minimalis alias standar. Meski begi, buat keperluan entertain saja sih sudah lumayan baik. Tengok saja kamera, audio/video player, YouTube serta slot memori ekspansi dengan kapasitas maksimal 32GB.
Fasilitas lain yang juga disediakan IMO X3 diantaranya E-book, Document to Go (Word, Excel, Powerpoint, pdf), Gmail, Google Search, App market, Clock dan G-sensor. Sumber powernya berasal dari baterai lithium ion 1450 mAh, yang bisa menyuplai waktu standby hingga 10 jam dan untuk video player selama 3 jam. Di paket penjualannya, IMO X3 memberikan gratis microSD card 4GB dan konektor modem.
Spesifikasi :
Layar: 7 inci, TFT Touchscreen WVGA wide-screen (800×480 piksel), 16:9; OS: Android 2.2 Froyo; Prosesor: WM8650, 400 MHz; Kamera: Ada; Memori internal: 256MB RAM, 2GB storage; Memori eksternal: microSD up to 32GB; Konektivitas: WiFi 802.11 b/g, kabel data; Browser: HTML; Fitur lain: Web video with YouTube Icon, Stereo speaker, Audio/video player, E-book, Document to Go (Word, Excel, Powerpoint, pdf), Gmail, Google Search, App market, Clock, G-sensor; Baterai: Lithium ion 1450 mAh; Standby: 10 jam; Video player: 3 jam
Cerita ini saya posting untuk seorang teman yang sedang duduk termenung disana menyesali diri. Kehidupan cinta yang penuh dengan pertengkaran membuat teman saya ini merasa salah memilih calon pendamping hidupnya yaitu sang pacar yang sudah 4 tahun menemani hari-harinya.

cerita ini untuk kita semua yang sering kali membuat sedihati orang yang kita sayang

…..semoga kisah ini membuat perubahan akan perasaan pada sang kekasih….terima kasih untuk penulis cerita ini
Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta.

Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati.”

Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kain mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain.
Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas.

Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, “Kamu nggak cinta lagi sama aku!”

Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak, “Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!”

Tiba-tiba Dara menjadi terdiam , berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar.

Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing. ”

Lima tahun berlalu…..
Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya.

Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.


Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.

Raka : Apa kabar?
Dara : Baik… ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan adayang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
“Good bye….”

Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

“Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal”
Tulang rusuk yang hilang

Cerita ini saya posting untuk seorang teman yang sedang duduk termenung disana menyesali diri. Kehidupan cinta yang penuh dengan pertengkaran membuat teman saya ini merasa salah memilih calon pendamping hidupnya yaitu sang pacar yang sudah 4 tahun menemani hari-harinya.

cerita ini untuk kita semua yang sering kali membuat sedihati orang yang kita sayang

…..semoga kisah ini membuat perubahan akan perasaan pada sang kekasih….terima kasih untuk penulis cerita ini
Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta.

Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati.”

Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kain mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain.
Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas.

Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, “Kamu nggak cinta lagi sama aku!”

Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak, “Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!”

Tiba-tiba Dara menjadi terdiam , berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar.

Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing. ”

Lima tahun berlalu…..
Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya.

Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.

Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.

Raka : Apa kabar?
Dara : Baik… ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan adayang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
“Good bye….”

Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

“Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal”

Gearbox size selection

For the correct selection of the gearbox and driving electric motor the following data must be known: Required total torque M 2, gearbox output speed n2, loading mode and corresponding operational coefficient Sm. On the basis of these values, it is then possible to fix the corresponding gearbox size, power and gear ratio "i".

Correlations for calculating the various magnitudes

Output torque M2
Torque M2depends on the required gearbox load and it may be expressed as the force F 2, which actuates at certain distance on the arm r2.
M2[Nm] = F2[N] x r2 [m]
Operating coefficient Sm
In order to ensure the gearbox optimum service life at different operating load modes, when selecting the gearbox size, we use so called operating coefficient S m, which is the product of partial factors, reflecting the individual conditions.
Sm= S1x S2x S3 x S4



S1- load factor
1,0 normal impact-free start, small accelerated mass (fans, gear pumps, mounting belts, conveyer worms, mixers of liquids, filling and packing machines)
1,25 start with moderate impacts, irregular operation, and medium accelerated mass (conveyer belts, elevators, winches, masticating mixing machines, wood-working, printing, and textile machines
1,5 irregular operation, heavy impacts, high accelerated mass (concrete mixers, suction pumps, compressors, machine hammers, roll stands, heavy goods transporters, bending and pressing machines, alternating-move machines)




S2- factor of operation smoothness
S2  number of closings per hour
1,0  0 to 10
1,15  10 to 50
1,3  50 to 100
1,5  100 to 200 




S3- factor of operation time
S3  number of starts per day
0,8  0 to 4
1,0  4 to 8
1,2  8 to 16
1,3  16 to 24




S4- factor of drive
S4  type of electric motor
1,0  electric motor without brake
1,2  electric motor with brake

When selecting propre gearbox, it is cecessary to see that the operation factor Sm be smaller than service factor of gearbox Sf.
Service factor Sf
Gearbox service factor Sf determines the approximate ratio of the maximum torque at the gearbox output, which can permanently burden the gearbox, to the actual total torque, which the selected electric motor is able to provide.
M2max
Sf= --------------------- [-]  
M2
Maximum torque M2maxis fixed for the operating coefficient Sm = 1, as specified in Table 5.1. Values of service factors for the various variants of sizes, gears, and assignment of electric motors are specified in Table 6.1.
Electric motor output P1
For fixing the necessary output of the electric motor P1the following relation shall be used:
M2[Nm] x N2[min-1] x 100
P1= ------------------------------------------------- [kW]
9550 xní3 [%]
A portion of the output is consumed for overcoming the gearbox mechanical resistance. This ratio expresses the efficiency ní3 , which is the ratio of the power at the output P2 to the power at the input P1.
P2
ní3= -------------- x 100 [%]
P1   
Gear ratio i
The gear ratio is the gearbox inlet-to-outlet speed ratio
n1
i = ----------- [-]
n2
n1[min-1] - electric motor nominal speed
n2[min-1] - gearbox outlet speed

Radial and axial load of the shaft

The spur bevel gearboxes KTM are furnished with output shaft with cylindrical pin fitted with a keyway. The values of admissible radial load values are specified in Table 6.1. The admissible shaft load is rated for inlet speed n 1= 1400 [min-1], for the given gear and motor output.
Radial load of the shaft
For determining this values, as the point of application of the radial force Fradthe shaft half-free end has been taken (see the following figure).
Fr[N]     - values of admissible radial load stated in Table 6.1.



Calculated Frad may not exceed the maximum admissible radial load of the shaft specified in Table 6.1.
In case a pulley, chain wheel, toothed wheel and the like are put on the outlet shaft, the actual radial load can be calculated with the help of the following formula:
M2x k x 2000
Fr= --------------------------- [N]
D
M2[Nm] - output torque
D [mm] - computing diameter (pitch circle) of the pulley (toothed wheel) at the output 
k - load factor

  • 1,10 chain wheels
  • 1,25 spur gears
  • 1,50 pulley
Axial load Fa max.with Fx= 0
The admissible axial load of a hollow shaft is determined with the relation
Fr
Fa max.= ---------------- [N]  
3
Fa max.[N] - the maximum admissible force
Fr [N] - value of the admissible radial load stated in Table.a 6.1.
The radial load of the shaft with the axial force actuating simultaneously
When actuating simultaneously, the axial and radial forces may not exceed the load of the shaft
Fra= F r- 3 x Fa [N]
Fa [N] - the axial load of the shaft
Fr [N] - values of the admissible radial load stated in Table 6.1.
Fra [N] - the maximum admissible radial force with the axial force actuating simultaneously Fa [N]
Serfice Factor

The service factor - SF - is a measure of periodically overload capacity at which a motor can operate without overload or damage. The NEMA (National Electrical Manufacturers Association) standard service factor for totally enclosed motors is 1.0.
A motor operating continuously at a service factor greater than 1 will have a reduced life expectancy compared to operating at at its rated nameplate horsepower.
NEMA Service Factor at Synchronous Speed (RPM) for drip proof motors:

Power
(HP)
Service Factor - SF
Synchronous Speed (RPM)
3600 1800 1200 900
1/6, 1/4, 1/3 1.35 1.35 1.35 1.35
1/6 1.25 1.25 1.25 1.25
3/4 1.25 1.25 1.15 1.15
1 1.25 1.15 1.15 1.15
1 1/2 and up 1.115 1.15 1.15 1.15

Example - Service Factor

A 1 HP motor with a Service Factor - SF = 1.15 can operate at
1 HP x 1.15
    = 1.15 HP
without overheating or otherwise damaging the motor if rated voltage and frequency are supplied to the motor.
Insulation life and bearings life are reduced by the service factor load.

Senin, 21 November 2011

Life so beautiful

Irama Kehidupan...

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Kenangan zaman sekolah dulu  maish teringat  sampai sekarang. Saya  masih ingat ungkapan temen saya ketika acara perpisahan SMA 1 Sukoharjo, dia berkata "Jika kelak kita bertemu lagi, entah itu satu tahun kedepan, lima tahun kedepan, atau bahkan sepuluh tahun kedepan, pasti banyak yang berubah diantara kita...tapi satu yang tetap sama, yakni kita pernah memiliki masa-masa indah yang tidak akan pernah lekang digerus oleh perubahan zaman...